Hidup ini rasanya semakin cepat berlari. Rasa-rasanya aku tak mampu lagi untuk mengejarnya. Beruntunglah waktu terkadang mau menoleh ke belakang. Sekedar untuk memastikan bahwa aku masih sudi untuk mengejarnya.
Aku semakin tak sabar dan gelisah. Tak sabar karena aku ingin secepatnya keluar dari kehidupan yang selama ini mengungkung diriku dan pemikiranku. Tetapi juga gelisah karena aku semakin khawatir apakah aku akan mampu untuk bertahan melawan ganasnya ombak hidup yang setiap saat menunggu kesempatan untuk menggulungku tanpa ampun.
Hidupku memang selalu membingungkan seperti halnya hidupku yang juga membingungkan bagi sebagian orang. Aku jadi teringat dengan kata-kata Ingrid dalam sebuah message di friendster. Aku terlalu membingungkan untuk dikenal, apalagi untuk dicintai. Mungkin dia benar, tapi tak tertutup kemungkinan bahwa pendapatnya itu keliru.
Aku akan membingungkan bagi orang yang mungkin sampai saat ini belum mempunyai mimpi dalam hidupnya. Oarng-orang yang masih salah dalam mengartikan peribahasa “hiduplah seperti air yang mengalir”. Orang yang masih mengartikan bahwa hidup seperti air yang mengalir adalah hidup yang membiarkan dirinya dipermainkan oleh nasib. Tentu saja dia tidak akan pernah mengerti aku. Seperti ungkapan seorang tokoh politik yang aku lupa namanya, orang awam tak akan mengerti jalan pikiran orang yang melihat ke depan.
Akankah dia akan mengerti hal ini suatu hari nanti? Entahlah. Aku tak mampu memastikan. Nanti akan kucoba menanyakannya pada waktu.